Kamis, 23 Juli 2020

Tortila Desa Pesanggrahan

PINBID SEBAGAI INDUK BISNIS DESA


TORTILA,,, ASING DITELINGA, DIBURU PEMINAT


Tortila mungkin bagi sebagian orang masih terdengar asing, namun makanan ringan yang berasal dari
Bahan Baku Tortila
talas dan singkong ini merupakan makanan  ringan yang banyak diburu oleh masyarakat, baik masyarakaat lokal maupun masyarakat luar desa Pesanggrahan.

Ibu Zohriah salah satu pengusaha Tortila dari Dusun Kanjol Jawa, desa Pesanggrahan menegaskan bahwa Makanan ringan yang namanya tortila ini sangat aman dikonsumsi, baik oleh anak-anak maupun orang dewasa, karena bahan-bahan yang digunakan bersifat alami tanpa menggunakan bahan pengawet.

Usaha yang digelutinya sejak dua tahun lalu hingga sekarang mengalami kemajuan baik dari sisi produksi maupun dari sisi ekonomi sehingga meningkatkan kesejahteraan keluarganya.

Dalam sehari Zohriah yang akrab disapa joh ini membutuhkan talas sebagai bahan baku utama sebanyak 100 Kilogram, dibantu oleh dua orang pekerja yang bertugas mengupas dan merebus talas, selanjutnya Zohriah dan para pekerjanya menghancurkan talas dengan cara diremas remas sampai halus.

Untuk meningkatkan cita rasa, talas yang sudah halus tadi dicampur dengan bumbu rahasia kemudian dibentuk hingga membentuk lempengan tipis, setelah itu baru dicetak dengan cara dipotong segi empat dengan ukuran dua kali empat centimeter atau sesuai dengan ukuran yang di inginkan.

Sebelum masuk ke penggorengan tortila yang sudah dibentuk tadi perlu pengeringan dengan cara dijemur dibawah terik matahari. Lama pengeringanpun tergantung dari keadaan cuaca, jika cuaca cerah pengeringan bisa berlangsung selama 3 hari. Jika cuaca sedang tidak bersahabat proses penjemuran bisa berlangsung berminggu minggu.

Hanya dengan bermodalkan ketekunan dan keuletan usaha ini bisa menjadi sumber mata pencaharian yang menjanjikan yang secara otomatis dapat menekan jumlah pengangguran dan buruh migran. Di desa Pesanggrahan, usaha rumahan pembuatan tortila merupakan usaha yang masih asing dan belum
dikenal banyak oleh masyarakat karena Tortila ini merupakan barang baru yang belum dikenal luas dilingkungan masyarakat. Hal ini dikarenakan pola fikir masyarakat yang menganggap bahwa penghasilan sebagai buruh migran jauh lebih baik daripada penghasilan seorang pengusaha Tortila

Paradigma masyarakat Desa Pesanggrahan seperti ini harus dirubah, pemerintah harus turun tangan dalam menyelesaikan permasalahan ini. Cara yang paling tepat adalah dengan memberikan pelatihan usaha mikro berbasis masyarakat yang dalam hal ini adalah pelatihan pembuatan Tortila. Seperti yang dituturkan oleh Sumarni salah seorang masyarakat Desa Pesanggrahan, "Kami ingin dilatih untuk membuat semua jenis kuliner yang bersumber dari alam desa kami, agar semua ibu rumah tangga punya kegiatan sampingan yang bisa membantu ekonomi keluarga."
Tortila Dalam Kemasan

Hal senada juga diamini oleh Sultiah yang telah menggeluti usaha pembuatan tortila sejak dua tahun lalu, wanita paruh baya ini mengharapkan pelatihan-pelatihan yang lebih intens dalam mengembangkan usahanya.

Ibu dua orang anak ini  yang berasal dari Dusun Bangle, Desa Pesanggrahan merupakan salah satu dari sekian banyak wanita yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga yang mencoba memanfaatkan potensi yang ada didesa Pesanggrahan melalui usaha pembuatan Tortila sebagai usaha tetap keluarga.

Gaji suaminya yang hanya seorang guru PNS disebuah Sekolah Dasar tidak cukup untuk  memenuhi  kebutuhan sehari hari dan kebutuhan sekolah anak-anaknya, sehingga Zohriah yang akrab dipanggil Joh ini memutar otak  mencari peluang usaha baru sebagai sumber mata pencaharian tetap untuk menopang kebutuhan keluarganya.

Mulanya hanya sekedar mencoba, dengan modal awal satu juta rupiah, yang didapatkan dari pinjaman dikoperasi Bumi Raya,  Zohriah membuat Tortila satu kali dalam seminggu dengan hasil produksi sekitar tigaratus pack saja dengan ukuran 20x15 centimeter saja, dari tigaratus pack yang dihasilkan semuanya habis terjual. Hal ini membuat ibu dengan dua anak tersebut lebih bersemangat lagi dalam mengembangkan usahanya.

Dulu hasil produksinya  di pasarkan dari mulut kemulut, bercerita kepada tetangga yang berkunjung,  sekarang setelah usaha kerupuk tepungnya mengalami peningkatan Zohriah tidak lagi menunggu kedatangan para pemesan yang datang untuk menjemput pesanan mereka melainkan dia juga telah mengirim pesanan pelanggan samapai keluar daerah. Penghasilan Usaha Tortilanya jauh lebih besar dari penghasilan seorang buruh migran.

Dalam mengembangkan usahanya, dukungan keluarga dan dukungan masyarakat sekitar sangat berperan penting, berkat ketekunan dan keuletannya kini usaha Tortila ibu Zohriah berkembang pesat. Hasil produksi Tortilanya sekarangi telah merambah luar daerah dengan omset jutaan.
Pendidikan tinggi bukan jaminan keberhasilan dalam mengembangkan usaha, ketekunan dan keuletan merupakan modal utama dalam menumbuh kembangkan iklim ekonomi pedesaan saat sekarang ini. Keberhasilan Zohriah dibidang usaha Tortila menarik minat para tetangganya yang lain untuk mengikuti jejaknya.

Hal ini disambut gembira oleh Zohriah, dia bersedia membagi ilmunya kepada tetangga yang berminat untuk mengikuti jejaknya sebagai pengusaha Tortila dengan demikian akan semakin banyak usaha mikro berbasis masyarakat yang akan tumbuh di desa Pesanggrahan
Dengan demikian suatu saat nanti desa Pesanggrahan bisa berkembang menjadi wisata kuliner yang dikenal sampai kemancanegara. Dengan demikian maka taraf hidup masyarakat desa Pesanggrahan semakin meningkat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar